Alkaloid
adalah senyawa organik mirip alkali yang mengandung atom nitrogen yang bersifat
basa dalam cincin heterosiklik. Karena bersifat basa, tumbuhan yang mengandung
alkaloid biasanya terasa pahit. Keberadaan alkaloid pada tumbuhan sendiri
tidaklah merupakan zat metabolisme, namun lebih merupakan senyawa metabolit
sekunder yang memiliki lebih banyak fungsi eologis daripada fungsi merabolisme
itu sendiri. Beberapa ahli menyatakan bahwa alkaloid berfungsi sebagai
pelindung tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau
sebagai basa mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion.
Dari segi
biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu
ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin
yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan
alkaloid indol. Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah
reaksi mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder, dan
suatu senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi
rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat juga
ditemukan dalam biosintesis alkaloid.
Tipe
alkaloid yang digunakan dalam praktikum ini adalah kafein yang diekstraksi dari
Camellia sinensis sinensis.
Kafein
adalah sejenis senyawa alkaloid yang termasuk golongan metilxanthine
(1,3,7-trimethylxantine). Efek psikologis yang dihasilkan dapat beragam dan
bisa menyebabkan ketergantungan. Kafein cukup banyak terkandung dalam the
(30-75 mg/cangkir), selain itu daun teh juga mengandung tannin dan sejumlah
kecil klorofil. Struktur kafein terbangun dari system cincin purin, yang secara
biologis penting dan diantaranya banyak ditemukan dalam asam nukleat.
Ekstraksi
adalah metode pemisahan senyawa yang melibatkan proses pemindahan satu atau
lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain, serta didasarkan kepada prinsip
kelarutan. Ekstraksi terdiri atas tiga jenis. Ekstraksi cair-cair memiliki
prinsip bahwa suatu senyawa kurang larut dalam pelarut yang satu dan sangat
larut dalam pelarut lainnya (prinsip beda kelarutan). Ekstraksi padat-cair
biasa mengekstrak zat padat dari zat cair. Ekstraksi asam-basa merupakan jenis
ekstraksi yang didasarkan pada sifat asam dan basa senyawa organik (misal:
ekstraksi alkaloid di praktikum modul 8). Pada praktikum ini dilakukan
ekstraksi padat-cair kafein dari teh dan ekstraksi cair-cair.
Kromatografi
adalah suatu metode yang digunakan untuk memisahkan senyawa organik dan
anorganik sehingga senyawa tersebut dapat dianalisis dan dipelajari. Dengan
menganalisis senyawa, kita dapat mengetahui apa saja unsur-unsur yang
membentuknya. Kromatografi juga merupakan metode sisik yang baik untuk
digunakan sebagai metode analisis suatu campuran dan pelarutnya.
Metode
kromatografi memisahkan dua atau lebih senyawa atau ion berdasarkan pada
perbedaan migrasi dan distribusi senyawa atau ion tersebut dalam dua fasa yang berbeda.
zat terlarut dalam suatu fasa gerak mengalir pada suatu fasa diam. Hal ini
menjadi sebab keberadaan fasa gerak dan fasa diam dalam semua jenis
kromatografi. Pada posisi yang berbeda-beda, senyawa atau ion ini akan tertahan
dan terabsorpsi pada fasa diam, dan kemudian satu persatu akan terbawa kembali
oleh fasa gerak yang melaluinya.
Tipe
kromatografi yang digunakan pada percobaan ini adalah kromatografi lapis tipis.
Metode ini menggunakan material adsorben pada pelat kaca, plastik atau
alumunium tipis. Metode ini merupakan metode yang sederhana dan cepat untuk
menguji kemurnian suatu senyawa organik.
KLT dapat
digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti
lipida – lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi
kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi
kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi
senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala kecil.
Pelarut yang dipilih untuk pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan
senyawa yang dianalisis. Bahan lapisan tipis seperti silika gel adalah
senyawa yang tidak bereaksi dengan pereaksi – pereaksi yang lebih reaktif
seperti asam sulfat.
Data yang
diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk identifikasi
senyawa. Nilai Rf untuk senyawa–senyawa murni dapat dibandingkan
dengan nilai Rf dari senyawa standar. Nilai Rf
dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal
dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik asal. Oleh
karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0.
http://fateisnotafake.wordpress.com/2009/09/07/pemisahan-senyawa-organik-ekstraksi-isolasi-kafein-dari-teh-dan-uji-alkaloid/
diketahui ekstraksi dari daun teh lebih sulit dibandingkan dengan kopi , dll... padahal kadar kafein dalam teh mencapai 2-5% sedangkan pada kopi hanya 0,1-1,7%. mengapa demikian ?
BalasHapusmenurut saya karena kafein yang terdapat pada daun teh terdapat bersama-sama dengan senyawa lain contohnya tanin.
BalasHapussaya setuju dengan pendapat saudari siti raihan, selain itu dikarenakan tanin memiliki sifat yang tak larut dalam air dan tanin juga susah dipisahkan dari alkaloid (kafein). namun sebagai alternatif, tanin direaksikan terlebih dahulu dengan kalsium karbonat untuk membentuk garamnya.
BalasHapus