Senin, 26 November 2012

ISOLASI SENYAWA TERPENOID

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TERPENOID
    Ekstraksi senyawa terpenoid dilakukan dengan dua cara yaitu: melalui sokletasi dan maserasi. Sekletasi dilakukan dengan melakukan disokletasi pada serbuk kering yang akan diuji dengan 5L n-hexana. Ekstrak n-hexana dipekatkan lalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktifitas bakteri. Teknik maserasi menggunakan pelarut methanol. Ekstrak methanol dipekatkan lalu lalu dihidriolisis dalam 100 mL HCl 4M.hasil hidrolisis diekstraksi dengan 5 x 50 mL n-heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 10 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas bakteri. Uji aaktivitas bakteri dilakukan dengan pembiakan bakteri dengan menggunakan jarum ose yang dilakukan secara aseptis. Lalu dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 2mL Meller-Hinton broth kemudian diinkubasi bakteri homogen selama 24 jam pada suhu 35°C.suspensi baketri homogeny yang telah diinkubasi siap dioleskan pada permukaan media Mueller-Hinton agar secara merata dengan menggunakan lidi kapas yang steril. Kemudian tempelkan disk yang berisi sampel, standar tetrasiklin serta pelarutnya yang digunakan sebagai kontrol. Lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C. dilakukan pengukuran daya hambat zat terhadap baketri.
Uji fitokimia dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard. Perekasi Lebermann-Burchard merupakan campuran antara asam setat anhidrat dan asam sulfat pekat. Alasan digunakannya asam asetat anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan membentuk turunan asetil didalam kloroform setelah. Alasan penggunaan kloroform adalah karena golongan senyawa ini paling larut baik didalam pelarut ini dan yang paling prinsipil adalah tidak mengandung molekul air. Jika dalam larutan uji terdapat molekul air maka asam asetat anhidrat akan berubah menjadi asam asetat sebelum reaksi berjalan dan turunan asetil tidak akan terbentuk.

   




MATERI DAN METODE
Bahan
Biji pepaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji pepaya yang berwarna putih yang diambil di daerah Kupang-NTT. Bahan kimia yang digunakan seperti metanol (teknis dan p.a), kloroform p.a, n-heksana (p.a dan teknis), asam sulfat pekat, asam asetat anhidrat, kalium bromida (KBr), silika gel GF254, silika gel 60, etilasetat p.a, eter p.a, etanol (p.a dan teknis), dan akuades.
Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah berbagai alat gelas, seperangkat alat kromatografi (KLT dan kolom), lampu ulta violet 254 nm dan 366 nm, spektrofotometer ultra violet -tampak, serta spektrofotometer inframerah.
Cara Kerja
Biji pepaya yang berwarna putih dicelupkan ke dalam etanol panas kemudian dikeringkan dan dihaluskan. Sebanyak 500 g serbuk kering biji pepaya diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut n-heksana. Ekstrak yang didapat diuapkan dengan rotary vacuum evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental n-heksana. Ekstrak kental tersebut diuji fitokimia dengan pereaksi Liebermann-Burchard untuk menentukan ada tidaknya triterpenoid. Ekstrak kental positif triterpenoid dipisahkan dengan kromatografi kolom. Sebelum dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom, terlebih dahulu dilakukan pemilihan eluen dengan teknik KLT. Hasil pemisahan kromatografi kolom (silika gel 60, n-heksana : eter : etilasetat : etanol (2:3:3:2)) yang sama digabungkan dan dikelompokkan menjadi kelompok fraksi. Masing-masing kelompok fraksi tersebut diuji untuk triterpenoid. Fraksi yang positif mengandung triterpenoid dengan noda tunggal dilanjutkan dengan uji kemurnian secara KLT dengan beberapa campuran eluen. Bila tetap menghasilkan satu noda maka fraksi tersebut dapat dikatakan sebagai isolat relatif murni secara KLT. Isolat relatif murni ini kemudian dianalisis dengan Spektrofotometer Ultra violet¬tampak dan Inframerah.

4 komentar:

  1. Berdasarkan artikel diatas,ada dua cara metode eksraksi yang digunakan dalam isolasi senyawa terpenoid pada biji pepaya yaitu:metode sokletasi dan metode meserasi.
    pada metode sokletasi dilakukan dengan melakukan disokletasi pada serbuk kering biji pepaya dengan 5L n-hexana. Ekstrak n-hexana dipekatkan lalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%.
    pada Teknik maserasi menggunakan pelarut methanol. Ekstrak methanol dipekatkan lalu dihidriolisis dalam 100 mL HCl 4M.
    pertanyaan : kenapa pada isolasi senyawa terpenoid pada biji pepaya menggunakan metode sokletasi ekstrak n-hekxana yang dihasilkan dipekatkan lalu di sabunkan dengan KOH10%.bagaimana pengaruh pemekatan dan penyabunan itu sendiri ? trus kenapa pada metode meserasi ekstrak metanol yang diperoleh setelah dipekatkan lalu dihidrolisis dengan HCl 4M,mengapa tidak di lakukan penyabunan pada metode meserasi ini?

    BalasHapus
  2. menurut saya, berdasarkan prinsip metode maserasi : cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
    Nah, dengan adanya pemekatan agar Larutan berkonsentrasi tinggi, sehingga akan mendesak keluar senyawa aktif (seperti terpenoid pada pepaya) dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( dengan kata lain disebut sebagai proses difusi ).

    BalasHapus
  3. Pada proses penyabunaan tersebut menggunakan KOH, karena KOH di sini memiliki sifat basa kuat yang dapat menghasilkan ekstrat yang nantinya dapat diidentifikasi lagi.
    Reaksi penyabunan ialah jumlah alkali (basa) yang dibutuhkan untuk menyabunkan sejumlah contoh minyak. Basa ini adalah dapat NaOH atau KOH. Lalu dipanaskan larutan tersebut hingga tercampur semua.Jadi, dengan adanya penyabunaan ini ekstrat yang terkandung terdapat minyak yang akan terangkat.
    dan pada proses maserasi dilakukan hidrolisis namun akan dilakukan penyabunan juga seperti pada proses sokletasi.

    BalasHapus
  4. Knpa pd uji maserasi menggunakan pelarut metanol? Pd uji sokletasi menggunakan n-heksane?

    BalasHapus